Senin, 11 Februari 2008

SATPOL PP, POLISI ATAU ROBOT

Satpol PP, MANUSIA ATAU ROBOT?

Sungguh ironis, nasib beberapa saudara kita diberbagai daerah, mulai dari ujung timur sampai ujung barat Indonesia. Semuanya mengalami nasib yang mengenaskan. digusur Satpol PP.

Apa yang salah dengan mereka?. Tentu kita bertanya kok mereka mengalami nasib yang sama dan yang paling menyedihkan adalah semua Satpol PP yang melakukan penggusuran melakukan tindakan yang represif alias kekerasan fisik. Bukan cuma itu bahkan mereka tidak memperdulikan siapa yang mereka hadapi. Mereka seakan tidak berfikir bahwa yang mereka gusur adalah manusia juga yang mempunyai hak dak kewajiban yang sama dengan Satpol PP sebagai warga negara.

Siapakah yang menciptakan Satpol PP seperti itu?. Apakah sistem yang memang sudah diatur oleh pemerintah ataukah dari didikan pemerintah sendiri sehingga Satpol PP bertindak bak robot yang tidak punya hati dan perasan. Sangat disayangkan Satpol PP yang katanya polisi pamong praja yang mempunyai fungsi untuk mengayomi dan melindungi rakyat ataukah Satpol PP itu sabagai polisi penggusuran yang hanya berani melakukan penggusuran ramai-ramai terhadap rakyat kecil.

Berbagai tindakan represif Satpol PP dalam melakukan penggusuran tidak mengenal kata kasihan, bahkan seorang perempuan pun tidak mereka hiraukan, mereka malah menariknya dan menyeretnya ke mobil untuk di gelandang ke kantor pemerintahan. Para pedagang yang bekerja mencari nafkah tidak tahu lagi mereka harus mencari nafkah dimana dan pemerintah hanya menginstruksikan untuk melakukan penggusuran tanpa memperhatikan lebih lanjut nasib para pedagang, kalaupun ada tempat relokasi tempat itu jauh dari harapan para pedagang dan tempatnya pasti terpencil. akibatnya pembeli pun enggan datang untuk berbelanja. kalau sudah demikian maka pedagang pun pasti tidak dapat untung.

Dimanakah keberpihakan pemerintah pada rakyat kecil, dimanakah pengamalan UUD 45 yang berbasis demokrasi yang katanya dari. oleh dan untuk rakyat. Kapankah program ekonomi yang berbasis kerakyatan yang katanya memperjuangkan ekonomi rakyat menengah kebawah dilaksanakan, tapi kenyataan yang ada malah rakyat sendirilah yang memperjuangkan gerobak mereka dari penggusuran.

Mengapa pemerintah kini hanya mementingkan investor asing yang tidak juga berdampak pada perbaikan ekonomi rakyat. Pantas lah kalau banyak rakyat sekarang kurang percaya pada pemerintah. rakyat kini bagaikan objek penderita yang tak pernah berakhir dan tak tertolong oleh tangan pemerintah, malah tangan pemerintahlah yang menimbulkan tangis dan airmata rakyat semakin banyak yang menetes menyaksikan penggusuran dimana-mana.

Pasukan bentukan pemerintah itu kini seakan menjadi momok yang paling menakutkan bagi para pedagang. Pasalnya dalam menjalankan perintah majikan apapun akan dilakukan asalkan majikan senang walaupun nilai-nilai kemanusiaan harus terinjak-injak oleh nafsu para pemerintah. Para Satpol PP (polisi penggusuran) seakan merasa gagah dikala mereka berhasil menggusur rakyat kecil dan mendengar teriakan kepedihan terdengar dimana-mana. Tanpa menghormati hak-hak orang lain sebagai manusia, mereka juga bertindak diluar kewajaran seorang manusia yang memiliki hati nurani.

Sebagai seorang manusia selayaknya kita saling memperhatikan hak dan kewajiban. hak hidup orang lain. Sepatutnya pemerintah mengkaji ulang kebijakan-kebijakannya sehingga rakyat juga bisa menikmati kehidupan yang lebih layak. Kalaupun memang harus ada penggusuran mungkin cara-cara represif bisa dihentikan dan diganti dengan cara-cara persuasif, karena seorang yang sakit jiwapun bila didekati dengan cara persuasif bisa membuatnya menuruti apa yang diperintahkan kepadanya. apalgi para pedagang ini mereka orang yang waras. sebagai orang yang waras tentu kita akan melawan jika mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan atau mengancam jiwa kita karena sudah ditakdirkan kita punya sifat sperti itu.

Sekali lagi jika ada penggusuran cobalah untuk melakukannya dengan cara persuasif, marilah kita tumbuhkan lagi sifat musyawarah untuk mufakat yang telah ditinggalkan beberapa waktu belakangan ini. selayaknya pemerintah juga melibatkan rakyat jika ingin membuat suatu kibijakan sehingga keputusan yang diambil bisa menguntungkan kedua belah pihak yaitu pemerintah dan masyarakat tanpa adalagi tangis dan air mata.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda